TEORI GAGNE
Robert Mills Gagne (21 Agustus 1916 – 28 April 2002)
Teori Belajar Gagne
·
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu
yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai
akibat dari stimulasi.
·
Gagne juga mengemukakan tentang sistematika delapan
tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar, implikasi
dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.
1.
Sistematika ”Delapan Tipe
Belajar”
Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe
belajar, yaitu:
- Belajar
Isyarat (Signal Learning)
- Belajar Stimulus – Respons ( Stimulus
Respons Learning)
- Belajar
Rangkaian (Chaining)
- Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)
- Belajar
Diskriminasi (Discrimination Learning)
- Belajar
Konsep (Concept Learning)
- Belajar
Aturan (Rule Learning)
- Belajar
Pemecahan masalah ( Problem Solving Learning)
2. Sistematika
“Lima Jenis Belajar”
a. Informasi verbal (Verbal
information)
b. Kemahiran intelektual
(Intellectual skill)
c. Pengaturan kegiatan kognitif
(Cognitive strategy)
d. Keterampilan motorik (Motor
skill)
e. Sikap (Attitude)
3 Fase-Fase Belajar
fase-fase belajar ini berlaku bagi
semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu:
a. Fase penerimaan (Apprehending
phase)
b. Fase penguasaan (Acquisition
phase)
c. Fase
pengendapan (Storage phase)
d. Fase
pengungkapan kembali (Retrieval phase)
implikasi Teori
Gagne dalam Pembelajaran
a. Mengontrol perhatian siswa.
b. Memberikan informasi kepada siswa
mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.
c. Merangsang dan mengingatkan
kembali kemampuan-kemampuan siswa.
d. Penyajian stimulus yang tak bisa
dipisah-pisahkan dari tugas belajar.
e. Memberikan bimbingan belajar.
f. Memberikan umpan balik.
g. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.
h. Memberikan kesempatan untuk
berlangsungnya transfer of learning.
i. Memberikan kesempatan untuk
melakukan praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.
Rsud
x merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di daerah x. Dengan visi
menjadi rumah sakit umum yang diminati oleh masyarakat, RSUD X selalu berusaha
untuk berbenah diri agar dapat bertahan ditengah persaingan pertumbuh rumah
sakit di daerah tersebut rumah sakit di daerah tersebut. Kenyataan dilapangan
menunjukan bhawa usaha yang telah dilakukan oleh pihak RSUD X belum menunjukan
jasil yang maksimal. Munculkan keluhan masyarakat mengenai pelayanan yang
dberikan pihak RSUD X dan jumlah pasien ang belum menunjukkan peningkatan
adalah bukti yang mengindikasikan bahwa pihak RSUD X belum mampu untuk
mewujudkan visi tersebut.
Berdasarkan
wawancara awal diperoleh informasi mengenai ketidak puasaan pasien terhadap
kualitas pelayan yang diberikan oleh RSUD X khususnya pada bagian keperawatan.
Oleh sebab itu pelayanan keperawatan dalam upaya pelayanan kesehatan dirumah
sakit merupakan faktor penentu citra dan kualitas rumah sakit.
Perawat
adalah tumpuan semua kegiatan yang ada dan salah satu sumber keberhasilan atau
kegagalan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam menyelanggarkan tugas
keperawatan secara bersama para perawat dituntut untuk saling bekerja sama dan
saling mendukung. Kinerja time perawat yang efektif akan berbuah pada
pencapaian kualitas pelayanan yang maksimal.
Apakah
Masalah Yang Dihadapi Oleh Rsud X ? Masalah yang dihadapi oleh rsud x
adalah dimana sebuah rsud mengalami komplain berdasarkan wawancara yang
dilakukan orang yang mensurvey, yang didapatkan informasi tentang mengenai
ketidak puasan pasien terhadap kualitas pelyanan yang diberikan oleh RSUD X
khususnya pada bagian keperawatannya.
Bagaimana
Cara Menyelesaikan Masalah Tersebut ? Cara
menyelesaikan masalah tersebut dengan meningkatkan pelayanan keperawatan dalam
upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan faktor penentu citra dan
kualitas rumah sakit. Dan Perawat itu sendiri merupakan tumpuan semua kegiatan
yang ada dan salah satu sumber keberhasilan atau kegagalan pelayanan kesehatan
di rumah sakit.